Hayo…sapa disini yang pernah ngalamin cinta monyet? Kamu? Teman kamu? Kakak
kamu? Mungkin kalian semua pernah terjebak dengan romansa cinta ala anak ABG
yang orang sering bilang kalo itu “Cinta Monyet”. Pernah gak sih kalian
kepikiran siapa yang pertama kali melahirkan istilah cinta monyet ini? Gak
sopan banget yah tu orang, masa’ cerita indah kita dengan si Dia disetarakan
dengan cintanya monyet? Berarti kita…
Oh iya…katanya, Cinta monyet ini sebenarnya hanya sebuah sindiran yang digunakan untuk
seseorang yang kurang mencintai pasangannya. Jatuh cinta sesaat dan kurang
begitu mencintai. Emang kalian ngerasa gitu yah???
Cinta monyet….
Sebenarnya istilah yang “fenomenal” pada dasawarsa akhir thn 1960-an sampai pada awal
tahun 1980-an. Istilah ini dipakai oleh beberapa seniman (dalam bentuk Puisi
dan juga Lagu) dan para psikolog untuk meneliti tingkah-laku, gaya dan cara bergaul anak-anak
remaja pada saat itu.
Ketika itu terjadi
perubahan besar dalam kehidupan anak-anak remaja Indonesia bahkan juga para
pemuda-pemudi, dari yang terkungkung dan anak sopan menjadi
bebas dan liar, termasuk dalam menjalin hubungan pada lawan jenis. Dalam
perubahan seperti itu, pada umumnya anak-anak sekolahan (dari SMP-SMA) mulai
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis yang pada saat itu sebenarnya seorang siswa yang punya pacar akan dianggap tidak sopan, belum pantas; baik oleh orang tua, maupun
para guru. Akibatnya, anak-anak remaja pada masa itu, sembunyi-sembunyi berpacaran,
dan merasa malu jika ketahuan orang sedang berpacaran, komunikasi lebih banyak
lewat surat (bandingkan dengan keadaan sekarang; seorang remaja akan sangat terbuka mengungkapkan
perasaannya dan merasa bangga memiliki seorang pacar tidak perlu disembunyikan;
medianyapun lebih banyak).
Nah, kenapa di analogikan dengan Monyet?
Karena monyet selalu memperlihatkan sikap malu ( sembunyi-sembunyi )
meskipun ingin tahu. Sikap ini sangat pas dengan situasi pacaran anak-anak
remaja pada saat itu.
Penjelasan kedua :
Sikap orang tua termasuk guru, para seniman, para phsycolog; menganggap bahwa
para remaja dimasa itu belum tahu arti Cinta. Menurut Mereka (orang tua, guru,
seniman, psikolog), situasi dan tren masa itu terjadi karena anak-anak sekolah tadi terlalu
banyak menonton TV, Video, film dari Eropa, India, dan Amerika yang merambah dan memenuhi gedung-gedung bioskop di Indonesia. Katanya,
fenomena CINTA MONYET adalah gambaran gaya berpacaran anak remaja Indonesia
(masa itu) dengan segala pola tingkah-laku yang serba tanggung dan malu-malu. Tipe cinta seperti ini berakhir bukan karena maut memisahkan. Tapi lebih
karena sudah beda sekolah atau karena sudah menemukan pria idaman lain maupun
wanita yang lebih cantik
Hmm…jadi ingat Cimon ya? kira-kira dia sekarang sama sapa? Udah kayak apa?
Tambah cakep gak? Makin cantik gak? Hihihi…
Gak usah ingat-ingat lagi yah cimonnya. Biarkan dia jadi memory indah yang
mengisi bingkai di album kenangan masa sekolah kalian. Walaupun mungkin semua itu akhirnya hanya menjadi buih-buih kecil yang terlupakan oleh
waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan numpang coret bagi syapa sj yang berminat yaa...sebaris ketikan komen kamu sangat berarti besar buat motivasi blog baru ini..(o_o)v