Sedih rasanya kalo kita ngerjain sesuatu dengan sungguh-sungguh tapi
orang lain malah mencelanya habis-habisan. Lebih nyakitin lagi kalo itu
dilakukan sama sodara sendiri. Childish memang, kalo hanya gara-gara masakan di
kritik oleh zista yang baru umur belasan dan belum paham betul bagaimana caranya
menghargai karya orang lain membuat emosiku naik turun.
Tak terlintas sedikitpun dalam benakku, masakan yang kubuat sepenuh hati
( walaupun Cuma telur goreng orak-arik plus tumis tempe dan sayuran ) baru aja
nyampe di mulutnya langsung dimuntahkan begitu saja di depan mataku. Saat
kutanyakan apa ada sesuatu yang salah pada makanannya, dia memprotes
habis-habisan makanan itu tepat di depan sepupuQ yang kebetulan malam itu
nginap di rumah dan menikmati hidangan yang sama. Kulirik dia yang sejak tadi
diam mengunyah nasi yang ada di mulutnya, tak berapa lama kemudian kutangkap
senyuman aneh tersungging di bibirnya. Senyuman yang seakan-akan mencoba
membenarkan apa yang ade’Q itu lakukan. Senyuman yang menyiratkan sesuatu yang
salah telah terkontaminasi pada makananku. Buru-buru kucicip makanan yang jadi
sumber kekacauan itu. Perlahan-lahan kumencari keanehan apa yang tersimpan di
dalamnya. Namun, sampe kunyahan terakhir Qrasa semuanya normal tak ada yang
salah. Menurutku semua pas. Tapi kenapa respon mereka berdua tak seperti apa
yang kurasakan? Hal ini sangat melukai harga diri dan perasaanku. Kucoba
meyakinkan mereka bahwa makanan itu layak untuk di makan, tapi tak berhasil.
Akhirnya ku memutuskan untuk mengalah dan menyuruh mereka untuk tak usah
memakan itu semua, karena tak ada bahan lain, kusuruh mereka membuat mie dan
telur sendiri sebagai ganti makan malam mereka. Tapi mereka menolak dan memilih
untuk tidak makan dengan alasan mereka kenyang. Hal ini membuatku bingung,
marah dan merasa bersalah. Tidak tahu harus berbuat apa. Rasa tanggung jawab
yang ingin coba ku lakukan malam itu gagal total.
Jujur saja, kelakuan mereka membuatku drop. Kritikan pertama yang sangat
menyakitkan yang pernah kuterima dalam urusan kuliner ini membuatku jadi malas
untuk membuat sesuatu lagi buat mereka. Ada perasaan takut hal yang sama terulang
lagi nanti. PD ku memudar untuk urusan masak-memasak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan numpang coret bagi syapa sj yang berminat yaa...sebaris ketikan komen kamu sangat berarti besar buat motivasi blog baru ini..(o_o)v