Minggu, 20 Januari 2013

Asal-Usul Kata ”Cinta Monyet”

Hayo…sapa disini yang pernah ngalamin cinta monyet? Kamu? Teman kamu? Kakak kamu? Mungkin kalian semua pernah terjebak dengan romansa cinta ala anak ABG yang orang sering bilang kalo itu “Cinta Monyet”. Pernah gak sih kalian kepikiran siapa yang pertama kali melahirkan istilah cinta monyet ini? Gak sopan banget yah tu orang, masa’ cerita indah kita dengan si Dia disetarakan dengan cintanya monyet? Berarti kita…

Oh iya…katanya, Cinta monyet ini sebenarnya hanya sebuah sindiran yang digunakan untuk seseorang yang kurang mencintai pasangannya. Jatuh cinta sesaat dan kurang begitu mencintai. Emang kalian ngerasa gitu yah???

Cinta monyet…. Sebenarnya istilah yang “fenomenal” pada dasawarsa akhir thn 1960-an sampai pada awal tahun 1980-an. Istilah ini dipakai oleh beberapa seniman (dalam bentuk Puisi dan juga Lagu) dan para psikolog untuk meneliti tingkah-laku, gaya dan cara bergaul anak-anak remaja pada saat itu.

Ketika itu terjadi perubahan besar dalam kehidupan anak-anak remaja Indonesia bahkan juga para pemuda-pemudi, dari yang terkungkung dan anak sopan menjadi bebas dan liar, termasuk dalam menjalin hubungan pada lawan jenis. Dalam perubahan seperti itu, pada umumnya anak-anak sekolahan (dari SMP-SMA) mulai untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis yang pada saat itu sebenarnya seorang siswa yang punya pacar akan dianggap tidak sopan, belum pantas; baik oleh orang tua, maupun para guru. Akibatnya, anak-anak remaja pada masa itu, sembunyi-sembunyi berpacaran, dan merasa malu jika ketahuan orang sedang berpacaran, komunikasi lebih banyak lewat surat (bandingkan dengan keadaan sekarang; seorang remaja akan sangat terbuka mengungkapkan perasaannya dan merasa bangga memiliki seorang pacar tidak perlu disembunyikan; medianyapun lebih banyak).

Nah, kenapa di analogikan dengan Monyet?

Karena monyet selalu memperlihatkan sikap malu ( sembunyi-sembunyi ) meskipun ingin tahu. Sikap ini sangat pas dengan situasi pacaran anak-anak remaja pada saat itu.

Penjelasan kedua : Sikap orang tua termasuk guru, para seniman, para phsycolog; menganggap bahwa para remaja dimasa itu belum tahu arti Cinta. Menurut Mereka (orang tua, guru, seniman, psikolog), situasi dan tren masa itu terjadi karena anak-anak sekolah tadi terlalu banyak menonton TV, Video, film dari Eropa, India, dan Amerika yang merambah dan memenuhi gedung-gedung bioskop di Indonesia. Katanya, fenomena CINTA MONYET adalah gambaran gaya berpacaran anak remaja Indonesia (masa itu) dengan segala pola tingkah-laku yang serba tanggung dan malu-malu. Tipe cinta seperti ini berakhir bukan karena maut memisahkan. Tapi lebih karena sudah beda sekolah atau karena sudah menemukan pria idaman lain maupun wanita yang lebih cantik 

Hmm…jadi ingat Cimon ya? kira-kira dia sekarang sama sapa? Udah kayak apa? Tambah cakep gak? Makin cantik gak? Hihihi…

Gak usah ingat-ingat lagi yah cimonnya. Biarkan dia jadi memory indah yang mengisi bingkai di album kenangan masa sekolah kalian. Walaupun mungkin semua itu akhirnya hanya menjadi buih-buih kecil yang terlupakan oleh waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan numpang coret bagi syapa sj yang berminat yaa...sebaris ketikan komen kamu sangat berarti besar buat motivasi blog baru ini..(o_o)v