Ini Lanjutan dari artikel sebelumnya tentang sejarah singkat Tokoh matematika
11.
COPERNICUS (Polandia, 1473-1543)
Copernicus
mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu hukum dan kedokteran. Pada
zamannya secara umum orang percaya bahwa matahari, bulan dan bintang bergerak
mengelilingi bumi karena saat itu bumi dianggap sebgai pusat tata surya. Akan
tetapi Copernicus yakin bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi, melainkan
matahari di mana seluruh benda-benda langit berputar mengelilingi matahari.
Pikiran Copernicus ini menentang filsafat tradisional dan agama.
Teorinya yang
terkenal dikemukakan dalam bukunya yang berjudul "Perputaran Benda-Benda
Langit". Di mana pada waktu itu ia takut menerbitkan bukunya karena adanya
ancaman hukuman mati dari pihak gereja terhadap doktrin keilmuan yang menentang
dogma-dogma yang dikeluarkan pihak gereja. Hanya karena desakan rekan-rekannya
Copernicus setuju untuk menerbitkan buku itu sepenuhnya. Tetapi sayang, buku
itu baru dicetak setelah pengarangnya meninggal dunia.
12.
GALILEO GALILEI (Italia, 1564-1642)
Galileo
mempelajari matematika, fisika dan astronomi. Dulu orang percaya bahwa
kecepatan benda jatuh tergantung pada bobot benda yang dijatuhkan tersebut. Dalam
teori tersebut disebuntukan bahwa jatuhnya benda yang lebih berat akan lebih
cepat daripada benda yang lebih ringan. Galileo membantah teori tersebut dengan
dasar keyakinan bahwa kecepatan jatuhnya sebuah benda tidak tergantung pada
bobotnya. Ia membuktikannya dengan menjatuhkan dua buah logam yang satu lebih
berat dari yang lain dari atas Menara Pisa yang miring. Biarpun pada saat ini
setiap orang menyetujui teorinya adalah benar, namun pada zamannya teori dengan
pembuktiannya itu diterima orang dengan keheranan yang besar.
Sewaktu-waktu
ketika ia sedang mengamati tempat lilin yang berayun-ayun di gereja, ia
mencatat bahwa berapapun jauhnya benda itu berayun ke samping, waktu yang
diperlukan untuk setiap 1 gerakan bolak-balik (1 getaran) adalah sama. Di
kemudian hari ia menemukan bahwa hukum ini adalah suatu hal yang umum yang
akhirnya hukum ini disebut dengan hukum isokhronisme suatu bandul.
Di akhir hidupnya
Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena mendukung ide
Copernicus yakni bumi berputar mengelilingi matahari.
13. RENE
DESCARTES (Perancis, 1596-1650)
Descartes
mempelajari Matematika, Fisika, Politik dan Filsafat. Ia adalah orang yang
pertama kali menggunakan sistem dua atau tiga bilangan seperti (A, B) atau (A,
B, C) sebagai koordinat untuk menggambarkan titik-titik pada suatu bidang atau
dalam ruang. Dengan cara ini pernyataan-pernyataan mengenai gambar-gambar dalam
geometri tentang titik yang dijabarkan oleh Euclides dapat diterjemahkan
menjadi pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan.
Menurut hikayat,
Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat tidur. Ia
mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan
benangnya. Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam
ruangan dengan (A, B, C).
Ia juga orang
pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z
untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan
ide tentang bilangan negatif.
14. BLAISE
PASCAL (Perancis, 1623-1662)
Blaise Pascal
adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi sekaligus pujangga. Pascal
menjadi sangat tertarik pada matematika khususnya geometri ketika berumur 6
atau 7 tahun. Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku-buku matematikanya karena
ia percaya bahwa anak kecil seharusnya tidak mempelajari buku yang sedemikian
sukar. Namun Pascal tetap saja mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi.
Saat berusia 12
tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah semua
sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180ยบ. Ia memperlihatkan hal tersebut
kepada ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun
sampai akhirnya mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di
saat berusia 19 tahun Pascal sudah menemukan suatu mesin hitung yang
menggunakan roda-roda gigi. Dalam bidang fisika ia menemukan prinsip tentang
tekanan dalam zat cair yang kemudian prinsip ini diabadikan sesuai dengan
namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan yang terkenal, "Manusia
adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalah lalang yang berpikir".
15. SEKI
TAKAKAZU (Jepang, 1642-1708)
Pada zaman
hidupnya, Jepang menggunakan sistem lambang bilangan Cina yang berbelit-belit
daripada sistem angka Arab untuk melambangkan bilangan. Mereka juga menggunakan
alat-alat yang terbuat dari kayu (yang disebut Sangi) yang mula-mula
dikembangkan di Tiongkok kuno untuk metode pengukuran luas bangunan. Di masa
itu Seki menemukan metode mengukur luas suatu bangunan yang dibatasi oleh
kurva-kurva atau volume benda-benda ruang yang tak teratur dengan metode yang
sekarang dikenal dengan nama "integral".
Matematika bangsa
Jepang ini sebut Wasan. Sampai saat matematika Barat diperkenalkan di Jepang
menjelang akhir abad ke-19, Wasan-lah yang lebih dahulu populer di Jepang. Seki
Takakazu adalah salah seorang dari pengajar Wasan yang terkenal.
16. ISAAC
NEWTON (Perancis, 1642-1727)
Isaac Newton
adalah salah seorang di antara ahli matematika besar dan juga mempelajari
fisika. Ia menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa gravitasi
adalah gaya tarik suatu benda terhadap benda lainnya. Semakin jauh jarak antara
dua benda semakin lemahlah gaya gravitasi di antara kedua benda tersebut. Gerak
bulan mengelilingi bumi dapat diterangkan dengan hukum gravitasi ini.
Newton juga
menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dinamika. Ia tertarik dengan
astronomi dan menemukan suatu jenis teleskop pemantul yang akhirnya diabadikan
dengan namanya.
17.
GOTTFRIED WILHELM LEIBNIZ (Jerman, 1646-1716)
Ayah Gottfried
Wilhelm Leibniz adalah seorang guru besar di sebuah universitas tetapi
meninggal ketika Leibniz menginjak usia 6 tahun. Sejak saat itu Leibniz muda
belajar sendiri dan dibantu dengan bimbingan ibunya. Belajar sendiri membuat
Leibniz bebas dari cara berpikir tradisional.
Ia dan Newton
merumuskan pengertian dasar tentang "kalkulus differensial".
Masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang mula-mula memikirkan hal
tersebut. Untuk memutuskan siapa sebenarnya yang pertama merumuskannya mereka
saling mengajukan soal-soal kalkulus. Hal ini dikenal sebagai perang matematika
antara Leibniz dengan Newton. Akhirnya mereka menyadari bahwa mereka
masing-masing menggunakan pikiran mereka sendiri-sendiri, dan perumusan dasar
tentang "kalkulus differensial" tersebut adalah kebetulan sama.
Leibniz juga menemukan suatu jenis mesin hitung.
18. INO
TADATAKA (Jepang, 1745-1818)
Ino Tadataka
adalah anak seorang petani dari golongan kelas sosial yang rendah. Ia tidak
mendapat pendidikan formal tetapi belajar sendiri. Ketika berusia 18 tahun ia
diangkat menjadi seorang anak oleh seorang saudagar dan harus berhenti belajar
demi untuk bekerja. Ketika berusia 45 tahun saudagar tersebut membiarkan Ino
mengurus urusan rumah tangganya sehingga Ino mempunyai waktu untuk
menyelesaikan pelajarannya di bawah bimbingan seorang pembimbing.
Pada waktu itu ia
mempelajari astronomi, matematika, sejarah dan pengukuran tanah. Ketika berusia
55 tahun ia mendapat izin dari pemerintahan Jepang untuk mengukur bagian Utara
Jepang. Ia tak henti-hentinya mengumpulkan informasi untuk membuat peta-peta
seluruh negara sampai saat meninggalnya. Sampai akhir abad ke-19 peta-peta yang
dibuat oleh Ino digunakan sebagai dasar peta-peta administrasi pemeintah
Jepang.
19. JOHAN
GAUSS (Jerman, 1777-1885)
Menurut hikayat,
Johann Gauss adalah seorang jenius dalam aritmetika. Ketika ia berusia 9 tahun
seorang guru menyuruh murid-murid di kelasnya untuk menjumlahkan deretan
bilangan 1 + 2 + 3 + ... + 40. Gauss hanya memerlukan waktu beberapa saat saja
tanpa menuliskan sesuatu apapun untuk memperoleh jawabannya yaitu 820. Ia
mendapat jawaban dalam otaknya dengan menyadari bahwa jumlah itu dapat
dipikirkan penyelesaiannya sebagai berikut: (1 = 40) + (2 + 39) + ... + (20 +
21) = 41 + 41 + ... + 41 = 41 X 20 = 820.
Ayah Gaus hanyalah
seorang tukang batu dan tak sanggup memberikan pendidikan universitas
kepadanya. Tetapi raja tertegun akan kemampuan Gauss muda dan raja bersedia
membiayai pendidikannya. Kelak Gauss menjadi salah satu ahli matematika
terkemuka di dunia. Ia juga banyak meninggalkan hasil karyanya dalam bidang
astronomi, pengukuran tanah dan elektromagnetisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan numpang coret bagi syapa sj yang berminat yaa...sebaris ketikan komen kamu sangat berarti besar buat motivasi blog baru ini..(o_o)v