Copernicus, Tycho
Brahe, Galileo dan Kepler adalah peletak dasar astronomi modern. Copernicus
adalah seorang biarawan (Katolik). Galileo adalah juga seorang Kristen
(Katolik) yang sungguh-sungguh walaupun pernah ada masalah soal "Teori
Heliosentris versus Teori Geosentris". Kepler telah mendapatkan rumus-rumus
yang masih dipakai sampai sekarang untuk meramalkan gerakan planet-planet.
Kepler mula-mula belajar teologi. Tetapi setelah 2 tahun ia pindah jurusan dan
mempelajari astronomi. Pengaruh studi teologinya besar dalam pernyataan-
pernyataannya dibidang astronomi. Ia berkata bahwa ia selalu berusaha
memikirkan "Pikiran Allah" ("thinking God's thoughts after
Him"). Ia percaya secara harafiah Kitab Kejadian 1,2 mengenai Penciptaan
alam semesta dalam waktu enam hari. Dalam salah satu bukunya ia menulis :
"Since we astronomers are priests of the highest God in regard to the book
of nature, it befit us to be thoughtful, not of the glory of our own minds, but
rather, above all else, of the glory of God."( Terjemahan bebasnya adalah
sbb : "Karena kami, ahli astronomi adalah imam Allah yang Maha Tinggi
tentang buku alam semesta, sepatutnyalah kami memuliakan Allah, dan bukan
pikiran kami sendiri".)
2. FRANCIS
BACON (1561-1626)
Bacon peletak
dasar "metode ilmiah" modern yang pertama. Ia tekankan percobaan
(experiments) dan metode induksi. Hal ini berlawanan dengan metode deduksi
Aristoteles. Bacon percaya betul akan Alkitab. Ia menulis :"There are two
books laid before us to study, to prevent our falling into error ; first, the
volume of the Scriptures, which reveal the will of God ; then the volume of the
Creatures, which express His power."("Dihadapan kita ada dua buku
yang harus kita pelajari, untuk mencegah kita jatuh dalam kesalahan ; pertama
Alkitab, yang menunjukkan kehendak Allah ; lalu buku alam semesta, yang menunjukkan
KuasaNya.")
3. LOUIS
AGASSIZ (1807-1873).
Agassiz adalah
seorang akhli biologi (palaentology) dan akhli geologi yang kenamaan. Pada
tahun 1860, satu tahun setelah Darwin menulis bukunya : "On the origin of
species", Agassiz telah menunjukkan sifat spekulatip dari buku Darwin.
Data yang betul-betul ilmiah tidak mendukung teori evolusi. Sepanjang hidupnya
Agassiz menentang teori evolusi.
4. WERNHER
VON BRAUN (1912-1977).
Von Braun
mengembangkan rocket V-2 sewaktu perang dunia ke-II. Pada tahun 1945 ia
beremigrasi ke-Amerika Serikat. Pada tahun 1960 ia menjadi direktur NASA. Ia
sangat berjasa akan kemajuan Amerika Serikat dibidang satelit dan teknologi
ruang angkasa.Von Braun adalah anggota gereja Lutheran yang aktip. Ia menulis
:"Manned space flight is an amazing achievement, but it has opened for
mankind thus far only a tiny door for viewing the awesome reaches of space. An
outlook through this peephole at the vast mysteries of the universe should only
confirm our belief in the certainty of its Creator. I find it as difficult to
understand a scientist who does not acknowledge the presence of a superior
rationality behind the existence of the universe as it is to comprehend a
theologian who would deny the advances of science."("Penerbangan
ruang angkasa yang berawak adalah suatu prestasi yang menakjubkan, tetapi
sampai sekarang ia hanya membuka pintu yang kecil untuk melihat ruang angkasa
yang sangat luas. Suatu pengamatan dari lubang intip ini, seharusnya meneguhkan
iman kita akan kepastian ada nya Penciptanya. Saya merasa sama sulitnya untuk
mengerti seorang ilmuwan yang tidak mengakui adanya Allah yang Maha Tahu
dibelakang alam semesta ini, seperti seorang teolog yang menyangkal adanya kema
juan dalam ilmu pengetahuan alam.)
5. THALES
(Yunani, 624-546 SM)
Thales adalah
seorang ahli filsafat. Pada zamannya seorang ahli filsafat mempelajari
matematika, astronomi, fisika dan ilmu pengetahuan alam. Thales lahir di Yunani
kemudian pergi ke Mesir untuk belajar. Ia mengukur tinggi piramida dengan
menggunakan pengertian kesebangunan dan meramalkan waktu peredaran matahari.
Tak heran jika ia disebut sebagai Bapak Awal Ilmu Matematika dan Astronomi.
Dalam sebuah cerita, di suatu malam ia berjalan sambil menatap bintang di
langit. Tiba-tiba ia terperosok masuk selokan. Seorang wanita budak yang sudah
tua melihat kejadian itu berkata kepadanya, "Tuanku, bila anda tidak dapat
melihat jalan bagaimana anda dapat menceritakan sesuatu tentang
bintang-bintang?"
6.
PHYTAGORAS (Yunani, 582-493 SM)
Meskipun
Phytagoras adalah seorang ahli filsafat namun ia juga mempelajari musik dan
ilmu-ilmu lain. Ia lahir di Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babylonia untuk
belajar.Phytagoras terkenal dengan dalilnya yang menerangkan bahwa dalam suatu
segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi
lainnya. Segitiga siku-siku yang sisi-sisinya berbanding 3 : 4 : 5 merupakan
dasar dari dalil matematika untuk perhitungan sudut-sudut dalam segitiga a2 +
b2 = c2 dan pertama kali digunakan oleh para perentang tali di Mesir untuk tanah
dengan tali-tali bersimpul. Menurut hikayat, ia menemukan dalil itu ketika ia
sedang mengamati susunan lantai bersegitiga di rumah salah seorang temannya. Di
lain cerita, ketika ia sedang melewati bengkel pandai besi ia mendapat ide dari
berbagai jenis suara yang dihasilkan oleh pukulan martil. Bahwa semakin pendek
pegangan martil semakin tinggi frekuensi nada yang dihasilkan. Dengan
menggunakan ide ini ia menciptakan jenis-jenis kecapi dan seruling.
7.
EUCLIDES (Yunani, Kira-kira 300 SM)
Euclides menulis
13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia menyatakan aksioma
(pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun semua dalil tentang geometri
berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh dari aksioma Euclides adalah,
"Ada satu dan hanya satu garis lurus garis lurus, di mana garis lurus
tersebut melewati dua titik". Buku-buku karangannya menjadi hasil karya
yang sangat penting dan menjadi acuan dalam pembelajaran Ilmu Geometri. Bagi
Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat
untuk mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada raja, baginda
bertanya, "Tak adakah cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam
mempelajari geometri?". Euclides menjawab, "Bagi raja tak ada jalan
yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang harus berpikir ke depan
tentang dirinya apabila ia sedang belajar".
8.
ARCHIMEDES (Yunani, 287-212 SM)
Archimedes
mempelajari matematika, fisika dan membuat banyak penemuan. Ia menemukan
prinsip tuas yang dapat menggerakkan benda berat hanya dengan sedikit usaha. Ia
memperagakan prinsip ini dengan menggerakkan kapal dengan memakai tuas.
Eucildes pun berkata, "Bila saya diberi sebuah tuas yang cukup panjang dan
titik penumpu, saya dapat menggerakkan bumi". Euclides menggunakan
pengetahuan tentang kepadatan untuk menemukan bahwa mahkota yang dibuat untuk
raja tak dibuat dengan emas murni. Ia juga mempelajari lingkaran dan menemukan
rumus untuk keliling lingkaran (2πr) dan luas lingkaran (πr^2). Dalam hikayat
ketika Archimedes sudah tua, Yunani dikalahkan oleh Romawi. Sewaktu serdadu
musuh masuk ke dalam rumahnya dan di kamar ia sedang mempelajari sebuah
lingkaran yang digambarnya di lantai, ia berteriak, "Jangan injak
lingkaran saya!" Tapi serdadu itu tak memperdulikan teriakan Archimedes malah
menikammya sampai mati.
9. ALI BIN
ABI THALIB (Arab Saudi, 658-695 Masehi)
Sejak kecil Ali
bin Abi Thalib menyukai berbagai ilmu dan ikut dengan Nabi Muhammad SAW. Kelak
Ali dinikahkan dengan putri Rasul, Fatimah R.A. dan hidup dalam kesederhanaan
yang teramat sangat. Meskipun hidup dalam kesederhanaan Ali tidak surut dalam
mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda, "Apabila
aku kota ilmu maka Ali adalah gerbangnya". Ketika awal lambang bilangan
dalam matematika menggunakan huruf-huruf seperti yang pernah diajarkan oleh
bangsa Romawi tergolong rumit, Ali mempopulerkan lambang bilangan dalam huruf
Arab dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Ali juga yang
menyederhanakan penulisan lambang bilangan Romawi di mana sepuluh dengan
"X", seratus dengan "C", seribu dengan "M" dan
seterusnya dipermudah dengan menambahkan angka nol di belakang angka puluhan,
ribuan dan satuan dengan bilangan 10, 100, 1000 dan seterusnya, di mana angka
"0" dalam bilangan Arab diwakili dengan titik.
10. LEONARDI
DA VINCI (Italia, 1452-1519)
Sejak kecil
Leonardi Da Vinci telah memperlihatkan kemampuan khusus dalam bidang
matematika, musik, seni lukis dan bidang-bidang lain. Secara khusus ia
mencintai lukisan dan mengikuti pelajaran tentang seni. Sebagai pelukis dan
pemahat ia banyak menghasilkan karya agung, salah satunya yang terkenal adalah
lukisan Monalisa. Sebagai sebagai arsitek terkemuka ia juga banyak meninggalkan
karya-karya besar dan monumental. Leonardo Da Vinci juga mempelajari geometri
dan menggunakan metode membuat bagian-bagian pokok suatu lukisan jatuh di atas
segitiga khayal. Metode ini disebut komposisi piramida. Untuk melukis gambar
ruang pada kanvas datar ia menggunakan metode semua garis sejajar yang
horizontal kelihatan menuju titik tertentu. Metode ini dikenal dengan nama
perspektif. Contoh lukisannya yang menggunakan metode ini adalah lukisan
Perjamuan Malam Terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan numpang coret bagi syapa sj yang berminat yaa...sebaris ketikan komen kamu sangat berarti besar buat motivasi blog baru ini..(o_o)v