Rabu, 26 Desember 2012

Seandainya saya menjadi….



Suatu hari seorang pemuda penebang kayu sedang mencari kayu di pinggiran kota…karena cuaca panas dia beristirahat sejenak dibawah pohon. Sambil mengipas2 badannya yang keringatan diapun bergumam…
“Seandainya saya jadi matahari,pasti akan sangat menyenangkan. Dia begitu hebat hingga semua orang takluk akan terik sinarnya.”
Tuhan mendengar gumaman pemuda itu, dan kemudian mewujudkan impian sang pemuda menjadikannya matahari.
Pemuda itu sangat senang. Kini dia menjadi matahari. Dari atas langit dia melihat se-kelilingnya. Semua orang terlihat payah karena teriknya sinar yang dipancarkan olehnya. Dia sangat puas karena tidak ada satupun yang mengalahkan kehebatannya.
Tiba-tiba…Awan hitam muncul menutupi sinarnya dengan perlahan. Hujan lebatpun turun dengan derasnya. Orang-orang berlarian kalang kabut karena takut. Sang pemuda itu merasa tersaingi. Diapun kembali bergumam.
“seandainya saya menjadi awan hitam, pasti akan sangat menyenangkan”
Tuhan kembali mendengar dan mengabulkan permintaan sang pemuda.
Seketika itu pemuda berubah menjadi awan hitam. Kali ini tidak hanya menurunkan hujan tetapi disertai petir yang membahana. Orang-orang di kota semakin terlihat ketakutan. Banjirpun menyapu seluruh kota dan menghanyutkan apapun yang dilintasinya. Sang pemuda yang kini menjadi awan hitam yang menurunkan hujan lebat terlihat sangat puas. Namun ada satu batang pohon besar yang berdiri kokoh ditengah kota yang tak hanyut ditengah derasnya banjir, membuat sang pemuda terlihat kecewa. “Ternyata masih ada yang lebih hebat dibandingkan saya. Seandainya saya menjadi pohon itu saja…”
Lagi-lagi Tuhan dengan kebaikannya mengabulkan keinginan pemuda itu.
Pemuda itu berubah menjadi pohon besar yang kokoh. Dengan gagahnya dia berhasil melawan terjangan banjir yang dahsyat. Sang pemuda dengan bangga berkata : ”saya tidak akan tumbang hanya dengan terjangan airmu wahai hujan”.
Beberapa hari kemudian. Banjirpun surut. Kini alam berganti cerah. Sang pohon masih tetap berdiri kokoh ditengah kota. Kemudian, Hari-hari membahagiakan sang pohon ternyata akan segera berakhir. Seorang pemuda berbadan tegap menenteng sebuah alat pemotong kayu bermesin lalu berjalan ke arahnya. Sang pohon kaget. Pemuda itu ternyata ingin menebang pohon itu.
Menyadari kehidupannya akan segera berakhir, ia dengan cepat-cepat memohon untuk segera dirubah kembali. Ujung mesin akan segera menyentuh batang pohon. Dan tanpa berfikir panjang Pemuda yang kini menjadi pohon-pun memohon untuk terakhir kalinya untuk dirubah menjadi seorang pemuda pencari kayu saja.
Tuhan yang masih berbaik hati meloloskan permintaan terakhir sang pohon.
Pemuda itu berubah kembali menjadi pemuda penebang kayu. Sama seperti sebelumnya, mencari kayu ditengah terik matahari.

KETIDAKPUASAN DAN KETAMAKAN AKAN MEMBUAT KITA TIDAK MEMPEROLEH APA-APA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan numpang coret bagi syapa sj yang berminat yaa...sebaris ketikan komen kamu sangat berarti besar buat motivasi blog baru ini..(o_o)v